Kau pernah tau
setangkai bunga yang
belum mekar tetapi
sudah layu?
Kau bisa melihatnya
malam nanti
di kegelapan
dan pekikan angin
Seperti daun kelapa
yang melambai
mencari rindu di langit lugu
Sebait sajak
tergeletak terinjak waktu
menghadirkan mimpi dalam mimpi
Kutulis sajak ini
saat hujan menghujam tanah
dan aku
seperti di jemput oleh maut yang mengancam
Bukan matahari
bukan juga awan
Dna senyummu masih ku
rekam
dalam kertas berwarna putih
Yang tintanya luntur
oleh air mataku sendiri
Kalau hati yang lara
adalah debu yang dapat terhapus
maka tintaku tak tercecer bisu
Entahlah!
Sampai kapan aku
simpan rindu
Rindu untuk bintang
Yang sempat terpikir
untuk ku pindahkan
Pada sebuah kanvas
yang tertulis namamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar