Sabtu, 17 November 2012

Rinduku untuk Bintang


Kau pernah tau setangkai  bunga yang 
belum mekar tetapi sudah layu?
Kau bisa melihatnya malam nanti 
di kegelapan
dan pekikan angin

  

Seperti daun kelapa yang melambai 
mencari rindu di langit lugu

Sebait sajak tergeletak terinjak waktu 
menghadirkan mimpi dalam mimpi

Kutulis sajak ini 
saat hujan menghujam tanah 
dan aku 
seperti di jemput oleh maut yang mengancam
Bukan matahari 
bukan juga awan

Dna senyummu masih ku rekam 
dalam kertas berwarna putih
Yang tintanya luntur 
oleh air mataku sendiri

Kalau hati yang lara 
adalah debu yang dapat terhapus 
maka tintaku tak tercecer bisu

Entahlah!
Sampai kapan aku simpan rindu
Rindu untuk bintang
Yang sempat terpikir untuk ku pindahkan
Pada sebuah kanvas yang tertulis namamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar